Rasionalisasi Balasan Ibadah berupa kemudahan dunia
Tangerang, Ediksi.com -Andaikan
dunia ini tempat pembalasan tentu para nabi, aulia, ulama adalah orang yang
paling kaya sejagad raya, maka janganlah berharap harta berlimpah dan balasan
duniawi dari ibadah yang yang kita lakukan, andaipun itu terjadi maka hal
demikian merupakan manifestasi sifat Rahman Allah kepada semua makhlukNya, yang
kemudian berlaku hukum kausalitas / sebab-akibat dari semua apa yang diusahakan
makhluk. Mereka yang berusaha pasti akan mendapat, siapa yang menanam pasti
akan menuai hasil.
Adapun rizki harta yang berlimpah setelah kita banyak
bermunajat dan ibadah itu merupakan side efek dari ketenangan hati yang diraih
dari ibadah. Secara ilmiah hal demikian dapat dijelaskan, bahwa dalam keadaan
tenang, keadaan jiwa yang tentram akan lebih mudah kita berusaha dan mencari
rizki, banyak pakar dan ahli dibidang pikiran mengkorelasikan ketenangan
pikiran, optimisme dengan kemudahan dibidang finansial. (Law of Attraction) memiliki keterkaitan yang cukup erat.
Hukum tarik-menarik mengajarkan bahwa pikiran positif dan energi yang kita
pancarkan akan menarik hal-hal positif ke dalam hidup kita, sedangkan pikiran
negatif akan menarik hal-hal negatif. Dalam konteks ini, ketenangan pikiran
merupakan kunci utama untuk menciptakan pikiran positif.
Baca Lainnya :
- STISNU Nusantara, dan FKIP Unusia Jakarta, Mengadakan Acara Bukber sekaligus Ngalap Berkah0
- SDN Cikupa 04, Mengadakan Kegiatan Pesantren Kilat, Bukber dan Santunan Anak Yatim0
- SBTI Berbagi Peduli, Menebar Kasih Dengan Hati Yang Bersih0
- Mayora Group Santuni 100 Anak Yatim di Ramadhan 1445 H, Sebagai Berkah Ramadhan Bersama ANAK Yatim0
- Danramil 05/Balaraja Bersama Muspika Kecamatan Balaraja melaksanakan Tarawih Keliling (Taling)0
Imam Ghazali, seorang cendekiawan besar dalam
tradisi Islam, juga menekankan pentingnya kebersihan jiwa dan ketenangan
pikiran dalam mencapai kesuksesan dan keberuntungan. Dalam karyanya yang
terkenal, "Ihya Ulumuddin" (Revival of the Religious Sciences),
beliau menguraikan tentang pentingnya tazkiyah al-nafs (penyucian jiwa) dan
mujahadah (usaha keras) untuk mencapai ketenangan batin dan meningkatkan etos
kerja.
Pikiran
optimis, prasangka baik, tidak khawatir terhadap apa yang dihasilkan setelah ikhtiar
bisa didapat melalui pendekatan diri
kepada Allah swt dengan jalan beribadah sesai tuntunan yang disyariatkan.
Dikala kita ikhlas beribadah maka saat itu kita mengalami rileks dan mendapat
ketenangan jiwa hingga mampu berfikir kreatif dan berbuat produktif dan
meningkatkan etos kerja tinggi.